Liputan6.com, Washington D.C.: Sejak lama para ilmuwan tergoda dengan prospek keberadaan air es yang tersembunyi di kawah-kawah sekitar kutub bulan. Kini, pertanyaan itu terjawab. "Ya, kami menemukan air (di bulan)," ujar kepala investigator di Lunar Crater Observation and Sensing Satellite (LCROSS) milik Badan Antariksa Amerika Serikat Anthony Colaprete di Washington, AS, Jumat (13/11) seperti dilansir NASA.com.
Penemuan ini penting. Setidaknya melalui air es itu, kini ilmuwan bisa meneliti sejarah kondisi lingkungan hidup di bulan. Sebab, es di kawah-kawah bulan itu diperkirakan terperangkap selama miliaran tahun. Cara ini juga dilakukan ilmuwan mengamati sejarah iklim dari air yang terperangkap dalam es di kutub.
Lebih jauh, kehadiran air di bulan juga membuka peluang bagi manusia bila berencana untuk tinggal di sana dalam waktu yang lebih lama. Karena kebutuhan minum manusia selama di bulan terpenuhi. Dan memanfaatkan air di bulan jauh lebih menguntungkan ketimbang harus membawa dari Bumi.
Selain itu, air bisa dipecah menjadi unsur hidrogen dan oksigen. Hidrogen bisa menjadi bahan bakar untuk roket, sedangkan oksigen sangat berguna untuk bernapas.
Es di bulan bisa jadi muncul akibat komet yang menabrak bulan yang terjadi pada masa-masa paling awal sistem tata surya. Tapi mungkin berasal dari partikel matahari yang secara perlahan-lahan bergabung dengan mineral dan membentuk air. Kemudian berubah menjadi es.
Atau bisa juga berasal dari Bumi, saat terjadi tabrakan raksasa hingga membentuk bulan. Tapi dari manap un es itu berasal, menurut ilmuwan dari Space Sciences Laboratory, University of California Greg Delory, penemuan itu membuka prospek penelitian yang menyenangkan.(ZAQ/SHA)
*) Sumber Liputan6.com
Games RF 2015
9 years ago
0 comments:
Post a Comment