Letusan senjata memecah keheningan malam di wilayah Solo utara, saat Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror menggerebek sebuah rumah di kawasan Mojosongo, Rabu (16/9) pukul 22.30 WIB. |
Pantauan Espos dari lokasi, tepatnya di Kepuhsari RT 3/RW XI, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Solo, anggota Tim Densus 88 mengepung rumah milik Totok, 30, warga setempat, sambil melepaskan beberapa kali tembakan. Hingga Kamis (17/9) pukul 02.00 WIB dini hari, pengepungan masih dilakukan. Warga setempat, Tumini, 53, menuturkan dirinya sempat mendengar ada dua ketukan pintu di rumah Totok yang sejak enam bulan terakhir dikontrak oleh pasangan suami istri Susilo, 24, dan Putri Munawaroh, 20. Tak lama setelah itu terdengar dua kali suara tembakan, disusul teriakan “Allahu akbar” dari dalam rumah konrakan milik Totok. Masih menurut Tumini, pimpinan Tim Densus 88 yang melakukan penggerebekan memerintahkan agar penghuni rumah menyerah. “Karena tidak ada jawaban, terdengar lagi suara berondongan senjata. Saya juga mendengar suara kaca pecah berhamburan,” ujar perempuan yang rumahnya hanya berjarak radius sekitar 15 meter dari rumah milik Totok. Sejumlah warga lainnya menambahkan sebelum melakukan penggerebekan, Tim Densus sempat mengevakuasi para penghuni tiga rumah yang lokasinya radius 15 meter dari rumah sasaran. Daerah di sekitarnya juga langsung disterilkan. Tumini mengaku sejak rumah Totok dikontrak oleh pasangan suami istri, dirinya tak begitu mengenal penghuni baru itu. “Saya ndak begitu kenal, soalnya mereka juga jarang bergaul dengan tetangga kiri kanan,” imbuhnya kepada Espos. Dihubungi melalui telepon seluler, Kapoltabes Solo Kombes Pol Joko Irwanto Irwanto, membenarkan adanya penggerebekan oleh Tim Densus 88 Antiteror. Namun, Joko tak bersedia merinci kasus yang melatari penggerebekan, apakah terkait dengan kasus terorisme atau kasus lain. Warga Semanggi diculik Ketua RT setempat, Suratmin, 44, menjelaskan Susilo dan istrinya mengontrak rumah Totok sudah sekitar enam bulan. Namun keduanya baru melapor sekitar tiga bulan lalu, dengan menyerahkan fotokopi surat nikah dan KTP. Susilo sebelumnya beralamat di Kagokan RT 2/RW XI, Pajang, Laweyan, Solo. Sedangkan Putri Munawaroh semula beralamat di Ngenden RT 4/RW IX, Banaran, Grogol, Sukoharjo. Kepada Suratmin, Susilo mengaku bekerja di salah satu pondok pesantren di Mojosongo. Keduanya tidak pernah datang setiap warga mengadakan arisan RT. Penggerebekan rumah di Kepuhsari itu, menurut sumber Espos merupakan kelanjutan dari penangkapan seorang warga di Kartasura. Sebelumnya, Rohmad Puji Prabowo, 34, warga Semanggi RT 2/RW XVIII, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo juga dilaporkan diculik oleh sejumlah orang tak dikenal saat berada di kawasan Pasar Gading, Solo, Rabu. Penculikan Rohmad diduga ada kaitannya dengan kasus terorisme. Peristiwa penculikan berawal ketika Rohmad yang berprofesi sebagai penjual singkong olahan, bersama anaknya, Rohmaniyah, 9, sedang berada di Pasar Gading. Sekitar pukul 14.30 WIB, tiba-tiba dia didatangi enam pria yang keluar dari dua mobil berpelat nomor polisi AB dan B. Kawanan pria tersebut langsung memasukkan keduanya ke dalam mobil dan membawa pergi. Sedangkan sepeda motor Suzuki Shogun warna biru yang dipakai Rohmad juga dibawa. Namun sekitar 15 menit kemudian, Rohmaniyah dipulangkan dan diserahkan kepada ibunya, Sumarni. Terkait dengan peristiwa itu, The Islamic Study and Action Center (ISAC) selaku kuasa hukum pihak keluarga Sumarni, melalui ketuanya, M Kurniawan BW SAg SH MH, mengadukan peristiwa tersebut ke Mapoltabes Solo, Rabu malam sekitar pukul 21.00 WIB. Ditodong Saat ditemui wartawan, Kurniawan didampingi Sekretaris ISAC Endro Sudarsono mengatakan berdasarkan pengakuan Rohmaniyah, saat ditangkap ayahnya tidak diborgol, melainkan ditodong pakai pistol. Dalam laporannya, Kurniawan meminta aparat kepolisian sebagai pengayom masyarakat mencari Rohmad dan pelaku penculikan, sekaligus memberikan penjelasan atas kejadian itu. Di Mapoltabes Solo, mereka ditemui Kasatreskrim Kompol Susilo Utomo. Seusai menerima Kurniawan dan Endro, Kompol Susilo mengatakan pihaknya langsung mengembalikan laporan itu kepada ISAC dan disarankan agar menyampaikan laporan tersebut kepada Kapolri. ”Tujuan surat ini kan Kapolri, jadi laporan ini kami kembalikan,” ujar Kasatreskrim. Mengenai pengembalian berkas laporan oleh Poltabes Solo, Endro mengatakan pihaknya segera melayangkan laporan tersebut ke Kapolri. ”Tapi kami juga akan meminta penjelasan ke Polda Jawa Tengah,” sambung Endro. Di sisi lain, dia menambahkan Rohmad tidak termasuk dalam daftar pencarian orang (DPO) terorisme. Oleh sebab itulah, pihaknya sangat menyayangkan apabila penculikan Rohmad ternyata dikaitkan dengan dugaan keterlibatan pria itu dalam kasus terorisme. - Oleh : Danang Nur Ihsan, Akhmad Ludiyanto |
Games RF 2015
9 years ago
0 comments:
Post a Comment